CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Kamis, 17 September 2009

Allah The Creator

How this big earth came to be,

And everything that we see,

Even things in outer space,

Came about by Allah's grace.

How people lived so long ago,

Lessons that we have to know,

And who does Allah love the best,

And why He puts us all to test.

How He makes the raindrops fall,

And what about the tree so tall,

What about the plants that grow,

And reasons for the wind to blow.

How about the oceans wide,

And different animals that we ride,

Not to mention mountains high,

And the magnificence of the sky.

Find out what we must not do,

Things that are bad for me and you,

Also things that are right,

And how we can all gain insight.

And the nature and the glory,

Unfolds like a beautiful story,

Of Almighty as He talks to you,

Conveying a message pure and true,

Read it up in the Qur`aan,

It will strengthen your Imaan.

Ya Allah, Kutuklah Aku, Ya Allah

Kutuklah aku, Ya Allah, kutuklah aku

Kutuklah aku menjadi air yang senantiasa mengalir

Kalaupun milyaran bebatuan menghadang

Aku terus mencari celah untuk terus mengalir padaMu

Jadikan saja aku angin, Ya Allah

Agar aku bisa menyerukan kebesaranMu ke berbagai penjuru

Kutuklah aku, Ya Allah, kutuklah aku

Kutuklah aku menjadi gunung-gunung yang

Senantiasa bergerak selayak awan di langit

Agar aku dapat menjelaskan keagunganMu

Knapa tak kau jadikan saja aku tanah

Dimana Rasulmu pernah menjejakkan sepasang

Telapak kaki telanjangnya

Biar kujaga dari apapun yang kan menghapusnya hingga memfosil

Kutuklah aku, Ya Allah, kutuklah aku

Menjadi matahari atau rembulan atau gemintang yang selalu patuh padaMu

Tanpa syarat, bukan manusia sepertiku

Yang bersujud saja kubutuhkan ribuan alasan

Aku iri Ya Allah, aku iri kepada tanah, dedaunan, air, angin, api

Segala yang kau ciptakan, sebegitu khusyuk mencintaimu – tanpa syarat

Bukan manusia sepertiku, yang bersujud saja kubutuhkan ribuan alasan

Ya Allah, kota tua ini sudah mengurungku pada kesibukan

Yang menjelma klakson-klakson pada mobil-mobil

Yang berebut jalan sebelum lampu di perempatan itu menyala merah

Seperti penguasa yang saling berebut kekuasaan

Gedung-gedung tinggi tak memberiku kesempatan menemuiMu

Waktu adalah milik perkantoran swasta, papan iklan, reklame, redaktur koran….

Hingga kulihat seorang pelacur di gang sana sedang mengetuk pintu kaca

Sebuah mobil berplat merah yang berparkir di tepi jalan

Kutuklah aku, Ya Allah, kutuklah aku

Kutuklah aku menjadi daun kembang kamboja

Yang tengah luruh di atas pekuburan

Agar aku dapat selalu ingat, sebelum jatuh ke atas tanah

Bahwa segala kesombongan telah terbungkam

Di balik nisan yang terpahatkan namanya

Kutuklah aku, Ya Allah, kutuklah aku

Kutuklah aku menjadi apa saja, asal jangan menjadi manusia

Rabu, 16 September 2009

Idul Fitri 1430 H

Manusia itu tempat berkumpulnya segala kealpaan dan kekhilafan, sehingga dia kadang mencari surga kemana-mana, padahal surga itu ada di dirinya sendiri, dia akan merasa yang paling tidak beruntung dari semuanya, sehingga dia melupakan semua yang dia miliki, orang-orang tercinta di sekitarnya, yang selalu bersedia membantu tanpa pamrih, serta segala keberuntungan yang dimilikinya, yang takkan pernah habis, asalkan dia tetap menyadari dan menyukuri segala yang dimilikinya…
Maka di hari yang fitri ini,
ketika beberapa saat yang lalu,
ketika riak-riak kehidupan dihadapi dengan hati suram,
ketika berbagai peristiwa melintas seringkali dihadapi dengan tak bijak…
sehingga menenggelamkan kalbu ke dalam lembah kesalahan dan kekhilafan…
ketika mata salah memandang,
ketika mulut seringkali salah dalam berucap,
ketika segala ucapan dan perilaku, semata hanya mengoyak sanubari, menabur luka tak terobati di hati siapapun…
ketika hati kerap salah menduga,
ketika terlupa diri ini tuk menggemakan kebesaran Tuhan,
ketika tak pernah lagi kedua tangan ini bersimpuh
memohon anugerah Nya sekaligus ampunan Nya,….
kembali karunia Nya menyirami kalbu yang menjelang tandus ini…
mengantarkan kesempatan, tuk merasakan kebahagiaan
melalui akal yang kembali jernih,
nurani yang kembali bersih,
dan warna hidup yang kembali putih,
serta perilaku yang kembali tulus….
ketika gema takbir memenuhi sanubari
kembali jiwa bersujud dalam kebahagiaan
kembali kesucian memenuhi kalbu…
kembali menyongsong iedul fitri…

IEDUL FITRI
1 SYAWAL 1430 H…

Nähe des Geliebten .... Nähe des Geliebten ....

Ich denke Dein, wenn mir der Sonne Schimmer
Vom Meere strahlt;
Ich denke dein, wenn sich des Mondes Flimmer
In Quellen malt.

Ich sehe dich, wenn auf dem fernen Wege
Der Staub sich hebt;
In tiefer Nacht, wenn auf dem schmalen Stege
Der Wandrer bebt.

Ich höre dich, wenn dort mit dumpfem Rauschen
Die Welle steigt.
Im stillen Haine geh ich oft zu lauschen,
Wenn alles schweigt.

Ich bin bei dir, du seist auch noch so ferne,
Du bist mir nah!
Die Sonne sinkt, bald leuchten mir die Sterne.
O wärst du da!

Saat Kurasakan Betapa Rapuhnya Aku


Ya Allah,…..
wahai Dzat yang maha pengasih dan penyayang
….wahai dzat yang maha indah …
yang cintaNya kepada hambaNya jauh melebihi cinta hamba kepadaNya

…… hamba sering mengecewakanMu
……. hamba sering melanggar aturanMu, meninggalkan perintahMu

tapi, …
Engkau selalu menantiku dimalam2 indahMu. Menegur hati yg lelap ini dengan cintaMu, dengan kasih sayang Mu
Kau bimbing diri ini, Kau tuntun diri ini ….tak henti – hentinya…
agar aku tak tergelincir dari jalanMu..jalan yang penuh rahmatMu jalan keselamatanMu…
adakah makhlukMu yang dapat menandingi kesetianMu?..

Cukup lama aku terlena dengan keindahan semu dunia ini, yg setiap hari kudengar, kulihat, kurasakan…kualami menjauhkanku dariMu
tapi…Engkau mengetahui …didalam hati ini..hati yg paling dalam.

bahwa…
Aku merindukanMu ..yg aku sendiri tak menyadarinya..
Kau beri seberkas cahaya..ditengah hati yg gelap ini utk mengikutinya..
Hingga sampai pada cahayaMu
cahaya dimana hati ini menjadi tenang, hangat oleh cahaya keindahanMu

…ya Allah engkau perlihatkan keindahan yang sesungguhnya
engkau perlihatkan kebahagiaan yang sesungguhnya ..

yang selama ini aku cari
walaupun mungkin hanya setetes air diantara luasnya lautan..tapi… kurasakan betapa tidak ada artinya kindahan dunia ini
setelah selama ini kunikmati keindahan dan kebahagiaan semu dunia.
kurasakan betapa dahaganya hati hamba selama ini
yang haus akan ke ketenangan jwa
yang haus akan kebersihan hati
yang rindu akan akhlak mulia
yang rindu akan kekhusyuan shalat
yang rindu akan engkau ya Allah
betapa rindunya hingga setiap mengingatmu di malam hari tak ada habisnya air mata ini bercucuran ….merindukan mu ya Allah
ditengah dunia yang penuh dengan kepalsuan, kejahatan, lindungi hamba yaAllah
…………………..

Melukis diatas Debu


Dalam detik tergugu bisu
lukisan malam, merekam kisah
Bersama misteri adalah waktu
sang mungkin yang kian meraja

Tawa dalam diam, tangis kala riuh
ego berulang terpacu-kemenangan tiada
Terhenyak nyata sebuah tamparan
sesal adalah sia-sia, perih hanyalah leluka

Sejumput cerita kenangkan cinta
bunga yang tumbuh di antara duri
Tak kuasa, kasih tersesat dalam amarah
beda mungkin tak pernah jadi satu

Dan aku....
tak ingin memahat semua ini di atas batu
Kesalahan biarlah kulukis di atas debu
tersaput maaf luka kan berlalu